Selasa, 5 Agustus 2025, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (SPs UNY) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penelitian Guru Besar dengan tema “Pengembangan Instrumen Evaluasi Kebijakan Lingkungan di Sekolah.” Kegiatan ini berlangsung di Ruang Teleconference Lantai 2, Gedung Sugeng Mardiyono SPs UNY, dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Drs. Edi Istiyono, M.Si. selaku ketua peneliti.

Diskusi diawali dengan pemaparan revisi instrumen yang telah disesuaikan berdasarkan masukan sebelumnya. Dr. Hery Kurniawan Achmad Ihsan, M.Pd. (Kepala Sekolah SMAN 1 Prambanan) menyampaikan bahwa instrumen sudah mengalami perbaikan berkat kontribusi peserta, khususnya masukan dari Tyas Wulaningrum, S.Pd., sehingga lebih aplikatif untuk digunakan di sekolah-sekolah di Yogyakarta.

Selanjutnya, Dr. Drs. Supahar, M.Si. menekankan pentingnya penyusunan matriks sintesis teori yang sistematis, dimulai dari identifikasi teori ideal, pengoperasionalan ke dalam variabel dan indikator, hingga membangun kerangka instrumen. Ia juga mengusulkan agar kisi-kisi instrumen dilengkapi kolom indikator spesifik, serta menggunakan bentuk soal berbasis skala semantik diferensial (1–7 poin) untuk meminimalisasi bias responden. Terkait skoring, ia menekankan perlunya transformasi data ordinal ke interval dengan metode successive interval sebelum dilakukan analisis, dan selanjutnya hasil dapat dikategorisasi agar lebih sahih.

Sementara itu, Fadiyah Suryani, M.Pd.Si. (Guru SMAN 8 Yogyakarta) menambahkan bahwa instrumen ini akan sangat bermanfaat bila didukung dengan struktur organisasi khusus di sekolah. Terlebih, bagi sekolah yang sudah mengikuti program Adiwiyata, keberadaan instrumen semacam ini akan mempermudah pemantauan pelaksanaan kebijakan lingkungan.

Prof. Dr. Isana Supiah Yosphine Louise, M.Si. dan Dr. Ir. Suhartini, M.S. menyatakan persetujuan atas pandangan tersebut, khususnya terkait pentingnya membangun kerangka teori dan sintesis sejak awal agar instrumen lebih kuat secara konseptual dan praktis.

FGD berlangsung interaktif dan menghasilkan kesepahaman bahwa instrumen yang dikembangkan harus kontekstual dengan kondisi sekolah serta memiliki validitas akademik yang kuat. Kegiatan ditutup dengan dokumentasi bersama sebagai simbol komitmen bersama dalam menyempurnakan instrumen evaluasi kebijakan lingkungan sekolah. (MR)